Makmur Hendrik adalah kelahiran Desa Buluhcina, Siak Hulu,
Kabupaten Kampar, 7 Juni 1947. Sastrawan yang lebih banyak menghabiskan masa
mudanya di Padang, Sumatera barat ini lebih dikenal sebagai pengarang cerita
silat, di antaranya Tikam Samurai (Si Bungsu) sebanyak 12 jilid, Si
Giring-Giring Perak (7 Jilid)¸ Polimo Agam, Intan Suri, Romusa, Panglima
Sakai. Pada tahun 1990-an cerita-cerita silat Hendrik Makmur ini
menjadi sarapan pagi bagi masyarakat Sumatera Barat, Riau, Jambi, dan Sumatera
Utara karena dimuat secara bersambung di Surat Kabar Harian Singgalang, Padang.
Ia
sudah memasuki dunia tulis menulis saat kelas 2 STM Negeri Bukit Tinggi. Saat
itu Korem Sumatera Bagian Barat dan Utara di Bukit Tinggi mengadakan sayembara
cerpen dalam rangka memperingati Hari Pahlawan. Dimana peseta adalah pelajar
dan mahasiswa. Sejak saat itu karya-karya Makmur Hendrik tak pernah berhenti
mengalir, baik cerpen, cerita silat maupun novel.
Pada
tahun 1980-an ia kembali memenangkan beberapa kali sayembara penulisan cerpen
tingkat nasional. Salah satu di antaranya adalah cerpen berjudul Siul,
sekitar tahun 1984.
Kemudian
cerpennya yang berjudul Buah Hati Mama (1980) yang memenangkan
lomba sayembara tingkat nasional dan diangkat jadi film dengan judul yang sama
disutradarai oleh aktor nasional Sophan Sophian. Selain itu novelnya yang
berjudul Melintas Badai (1983), Luka di Atas Luka, dan Yang
Kukuh yang Runtuh juga diangkat ke layar lebar. Juga terdapat novel lain
berjudul Terjebak di Perut Bumi (1984). Serta Kumpulan cerpennya Di
Langit Ada Saksi (1986) dan cerpennya Air Mata Menetes di Kedua Matanya
juga termuat dalam kumpulan cerpen Pecinta Selat Philip (Penerbit Akar
Indonesia, 2017).
Kurang
lebih 30 tahun tinggal di Sumatera Barat, ia pulang ke Pekanbaru akhir tahun
1992. Ia bekerja di Mingguan Genta. Ia juga pernah menjadi
wartawan/redaktur di Surat Kabar Harian Singgalang (Padang), Koresponden
Kompas di Padang, wartawan Surat Kabar Harian Semangat (Padang),
Media Indonesia (Jakarta), Sumatera Express (Pelembang) dan terakhir
menjadi pimpinan umum Mingguan Genta di Pekanbaru(1993-sekarang). (ref.
100 Tahun Cerpen Riau), photo by: www.goodreads.com